Kamis, 10 Oktober 2013

Penalaran Deduktif

Nama         : Joko Purwanto
Kelas          : 3eb23
Npm           : 23211854

PENALARAN DEDUKTIF

Pengertian penalaran deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum.
Ada 2 cara dalam penarikan simpulan dalam penalaran deduktif, yaitu penarikan langsung dan penarikan tidak langsung.
1.      Penarikan simpulan langsung
Penarikan simpulan langsung diperoleh dari satu premis untuk menghasilkan pernyataan-pernyataan baru.

Contoh :
§  Semua manusia memiliki agama.
§  Semua yang beragama adalah manusia.

2.      Penarikan simpulan tidak langsung
Penarikan simpulan tidak langsung memerlukan 2 premis, premis yang pertama bersifat umum, sedangkan yang kedua bersifat khusus. Penarikan simpulan tidak langsung terdapat 2 bagian, yaitu silogisme dan entimen.

1.      Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.
Silogisme kategorial terjadi dari tiga proposisi, yaitu:
Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus 
: Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
Contoh:
Contoh silogisme Kategorial :
My : Semua mahasiswa adalah lulusan SMA
Mn : Saya adalah mahasiswa
K    : Saya lulusan SMA
2.      Silogisme Hipotesis
Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis yaitu, bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.

Contoh :
My : Jika tidak ada minuman, manusia akan kehausan.
Mn : Minuman tidak ada.
K : Jadi, Manusia akan Kehausan.

3.      Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.

Contoh
My : ibu berada di Yogyakarta atau Bali.
Mn : ibu berada di Yogyakarta.
K : Jadi, ibu tidak berada di Bali.

4.      Entimen
Entimem adalah silogisme yang dipersingkat. Dalam kenyataannya tidak banyak yang menggunakan bentuk silogisme yang lengkap dalam kehidupan sehari-hari. Demi kepraktisan, bagian silogisme yang dianggap telah dipahami, dihilangkan (Guinn dan Mather, 1987; Suparno 2004).

Contoh :
Premis Umum  : Semua preman adalah penindas orang yang sedang kesusahan.
Premis Khusus : Doni adalah seorang preman.
Simpulan          : Doni adalah penindas orang yang sedang kesusahan.
Entimen            : Doni adalah preman, penindas orang yang sedang kesusahan.

3.      Salah nalar
Pengertian salah nalar adalah Salah nalar adalah gagasan, perkiraan atau simpulan yang keliru. Pada salah nalar kita tidak mengikuti tata cara pemikiran dengan tepat. Kesalahan itu membantu kita menemukan logika yang tidak masuk akal dalam tulisan. Berikut adalah lima macam salah nalar.
·         Deduksi yang salah
·         Generalisasi yang terlalu luas
·         Pemikiran (atau ini atau itu)
·         Salah nilai atas penyebaban
·         Analogi yang salah

4.      Deduksi yang salah
Salah nalar  yang sangat  lazim adalah simpulan yang salah dalam silogisme yang berpremis salah atau yang berpremis yang tidak memenuhi syarat.

Misalnya: Golput Rugikan Proses Demokrasi. ( Premisnya: Semua proses demokrasi  karena golput hanya merugikan).

Sumber :